Jumat, 10 Oktober 2008

3 pertanyaan

Ada seorang pemuda yang lama sekolah
di negeri paman Sam kembali ke tanah
air.

Sesampainya dirumah ia meminta kepada
orang tuanya untuk mencari seorang
Guru agama, Pendeta atau siapapun yang
bisa menjawab 3 pertanyaannya.

Akhirnya Orang tua pemuda itu
mendapatkan orang tersebut.

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa
menjawab pertanyaan-pertanya an saya?
Pendeta : Saya hamba Allah dan dengan
izin-Nya, saya akan menjawab
pertanyaan anda

Pemuda : Anda yakin? Sedang Profesor
dan banyak orang pintar saja tidak
mampu menjawab pertanyaan saya.
Pendeta : Saya akan mencoba sejauh
kemampuan saya

Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan =
1. Kalau memang Tuhan itu ada,
tunjukan wujud Tuhan kepada saya
2. Apakah yang dinamakan Takdir
3. Kalau setan diciptakan dari api
kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat
dari api,
tentu tidak menyakitkan buat setan
sebab mereka memiliki unsur yang sama.
Apakah Tuhan tidak pernah berfikir
sejauh itu?

Tiba-tiba Pendeta tersebut menampar
pipi si Pemuda dengan keras.
Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa
anda marah kepada saya?
Pendeta : Saya tidak marah...Tamparan
itu adalah jawaban saya atas 3 buah
pertanyaan yang anda ajukan kepada
saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak
mengerti
Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan
saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan
sakit
Pendeta : Jadi anda percaya bahwa
sakit itu ada?

Pemuda : Ya
Pendeta : Tunjukan pada saya wujud
sakit itu !

Pemuda : Saya tidak bisa
Pendeta : Itulah jawaban pertanyaan
pertama, kita semua merasakan
keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat
wujudnya.

Pendeta : Apakah tadi malam anda
bermimpi akan ditampar oleh saya?
Pemuda : Tidak

Pendeta : Apakah pernah terpikir oleh
anda akan menerima sebuah tamparan
dari saya hari ini?
Pemuda : Tidak
Pendeta : Itulah yang dinamakan Takdir
Pendeta : Terbuat dari apa tangan yang
saya gunakan untuk menampar anda ?
Pemuda : kulit
Pendeta : Terbuat dari apa pipi anda?
Pemuda : kulit

Pendeta : Bagaimana rasanya tamparan
saya?
Pemuda : sakit..

Pendeta : Walaupun Setan terbuat dari
api dan Neraka terbuat dari api, jika
Tuhan berkehendak maka Neraka akan
Menjadi tempat menyakitkan untuk setan

Jurnalis

Jurnalis adalah orang yang menjalankan profesi didalam jurnalistik. Namun pengertian jurnalistik didalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah orang yang pekerjaannya mengumpulkan dan menulis berita di surat kabar. Sementara wartawan (KBBI) adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang jurnalis, diantaranya adalah:
1.Rasa ingin tahu yang besar
2.Berkepribadian baik
3.Mental dan fisik yang baik
4.Memiliki integritas
5.Berpendidikan
6.Indera yang tajam, kalau di dunia jurnalis kita punya istilah nose for news!
7.Jujur dan dapat dipercaya
8.Berani
9.Tahan uji
10.Imajinatif dan kreatif
11.Optimis
12.Humoris
13.Inisiatif
14.Mampu beradaptasi

Jurnalis adalah pekerjaan yang memiliki banyak tantangan jadi banyak yang
beranggapan bahwa tugas seorang jurnalis adalah tantangan. Sebenarnya tugas jurnalis ialah: menceritakan kembali hasil wawancara dengan bahasanya sendiri. Wartawan yang baik harus memiliki daya ingat yang tajam dan catatan singkat yang akurat.


Jurnalistik
Kegiatan jurnalistik sendiri meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media (cetak dan elektronik ) dan segala jenis uraian yang tersedia.


Blogger
Pengertian blog dan blogger. Blog merupakan istilah lain dari weblog. Webblog sendiri merupakan catatan harian yang ditayangkan secara online. Sedangkan blogger adalah orang yang melakukan pekerjaan itu sendiri. Ada beberapa cara agar para blogger dapat menghasilkan uang:
Hal pertama yang harus dimiliki para blogger ialah kemampuan menulis. Tidak semua orang dengan mudah menuliskan apa yang ada di kepala maupun hatinya. Mungkin sebagian dari kita akan bilang, "iya, bisa nulis sih, tapi nggak mutu tulisannya." Eitss, ntar dulu. Sudah bisa menulis adalah sesuatu yang hebat, harus kita hargai dan kita syukuri. Menulis singkat, padat, dan ringkas sangat diperlukan oleh para blogger. Dan itu tidak mudah, maka diperlukan latihan terus-menerus.
Yang kedua adalah kemampuan bahasa Inggris yang baik. Bahasa Inggris diperlukan karena para “pemberi kerja” mengharuskan blogger menulis dalam bahasa Inggris.  Karena bahasa global adalah bahasa Inggris.
Terakhir, harus punya blog, bagus lagi kalau ratingnya baik. Paling bagus lagi punya domain sendiri dan menyewa hosting lalu blog yang kita miliki ditulis dalam bahasa Inggris. Makin baik bahasa Inggris dan kemampuan menulis yang kita kuasai, makin besar bayaran yang akan kita terima.

Perbedaan blogger dan jurnalistik
Kalau ditinjau dari jenis aktivitasnya, baik blogger maupun wartawan, keduanya sama-sama menulis. Tapi jika dicermati dari motivasi dan untuk apa dan siapa mereka menulis, tentu saja berbeda. Wartawan menulis untuk media, sementar blogger menulis untuk dirinya sendiri. Blog menjadi tempat blogger menuangkan pendapatnya. Sementara media belum tentu mewakili opini pribadi wartawan, tetapi mewakili publik atau bahkan pemilik media.
Dari sana, kita menemukan spirit yang luar biasa dari para blogger Mereka menulis karena kecintaan. Mereka menulis karena perlu untuk disampaikan. Dibilang narsis, ya emang blogger harus narsis. Justru ini yang perlu dicontoh.
Tapi, mengapa sedikit wartawan yang memiliki blog. Menyedihkan lagi, sebagian diantaranya anonim. Ia seolah tak pede dengan statusnya sebagai wartawan. Dia cerita ngalor ngidul tentang persoalan di luar profesinya. Justru blogger, yang tidak memiliki latar belakang jurnalis, malah yang pertama kali mengabarkan tentang sesuatu kejadian di blognya. Jadilah wartawan yang bukan blogger dan blogger yang bermental wartawan.

Sumber:
(budimanshartoyo.blog.com )
(iftirar.blogspot.com/2008/06/ )
( goklas-tambunan.net )
(akmaliy.wordpress.com/2007/12/ )
(lamunan-sejenak.blogspot.com/2005/07/ )

Fikom UNTAR kembali mengadakan MakRab

Agar mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UNTAR dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya, maka pada tahun ajaran baru 2008/2009 ini Fikom kembali membuat suatu acara yang dinamakan Malam Keakraban “MakRab”. Acara serupa sudah pernah dilaksanakan pada tahun sebelumnya, namun pada tahun ini acara makrab mempunyai persiapan yang jauh lebih matang. Panitia jauh-jauh hari sudah mengumumkan acara ini, tetapi para mahasiswa/i berpikiran dalam acara ini mereka akan di Ospek. Namun panitia menjelaskan dalam acara ini tidak akan ada ospek. Berkat kerjasama dari panitia dan juga mahasiswa-nya maka acara ini dapat terlaksana.
“Seru sekali dan yang tidak ikut sungguh menyesal” itulah yang diungkapkan oleh Eddy salah satu peserta MakRab. Tidak hanya Eddy, peserta yang lainpun merasakan hal yang sama. Banyak mahasiswa Fikom yang ikut berpartisipasi dalam acara yang diadakan pada tanggal 28-30 Agustus di hotel/bungalow pondok Gede, Ciloto, Puncak
“Ternyata mahasiswa/i Fikom antusias mengikuti acara ini, sampai sekitar 170 orang yang ikut” kata ketua pelaksana sekaligus dosen Fikom, Suherman. Mahasiswa pun berharap tahun depan acara MakRab ini dapat terlaksana lagi, dan dilaksanakan di tempat yang berbeda.